"Kamu dan para imam dari keturunanmu sesudahku ibarat perahu nabi Nuh; siapa yang naik di atasnya selamat, dan siapa yang menolak (tidak mau mengikuti seruannya) akan tenggelam. Kamu semua seperti bintang ; setiap kali bintang itu tenggelam, terbit lagi bintang sampai hari kiyamat”

(H.R
Imam Bukhari, Al Hakim dan Adz Dzahabi)

Kamis, 11 Februari 2010

Khutbah Nabi di Ghadir Qum II

iii). Targhib dan tahdid

Targhib adalah kabar yang menggembirakan (memberikan harapan) sedangkan tahdid adalah kabar yang menyedihkan. Kabar yang menggembirakan ditujukan kepada mereka yang memegang teguh pesan terakhir Nabi Saw yang berasal dari Allah SWT mengenai kepemimpinan sesudah beliau yang diberikan kepada Ali bin Abi Thalib atas kehendak Allah SWT. Sedangkan kabar yang menyedihkan ditujukan kepada mereka yang mengingkari dan menolak pesan terakhir Nabi Saw ini.


iii-a). Targhib

Targhib adalah berita yang menggembirakan yang terkandung di dalam khutbah Nabi Saw ini yang di alamatkan kepada mereka yang mau mengikuti jalan (sunnah) yang di amalkan oleh Imam Ali as. Dalam khutbah ini, Imam Ali tidak mungkin kita pahami sebatas keadaan beliau sebagai pribadi tak ubahnya pribadi-pribadi lain, sebab dengan demikian maka akan tidak menjadi bermakna sama sekali pemberian status dan peran Nabi Saw atas Ali sebagai Imam, sebagai wali sebagai maula sebagai khalifahnya dan sebagai Amirul-mukminin. Pesan Nabi Saw agar kita mengikutinya adalah mengikuti sunnah yang ditetapkan olehnya. Inilah hakekat yang dapat kita tangkap dari pesan Ghadir Khum jika kita berkehendak menempatkan khutbah ini memiliki makna yang relevan dengan keseluruhan teks khutbah. Sebagaimana kita lihat, isi khutbah Rasulullah tidak mengkaitkan status dan peran Imam Ali as dengan kehidupan bernegara atau berpolitik melainkan lebih menekankan pada jalan spiritual yang haq, bertemu Allah, dan beribadah kepadaNya.

Contoh targhib dalam khutbah Rasulullah,

“Ya Allah, berilah kasih sayangmu kepada orang yang mencintai Ali, musuhilah orang yang memusuhi Ali, kutuklah orang yang mengingkari Ali, dan murkailah orang yang menghujat haknya”.

“Dengarlah perintahnya (Ali) niscaya kamu selamat, taatilah niscaya kamu mendapat hidayah, hindarilah apa yang dilarangnya niscaya kamu mendapat petunjuk, dan bersikaplah (berjalanlah) ke arah yang ditunjukannya dan janganlah kamu menyimpang dari jalannya”.


“Barangsiapa yang taat kepada Allah, kepada RasulNya dan kepada Ali dan kepada para Imam sesudahnya yang telah kami tuturkan kepada kamu, maka dia akan memperoleh kebahagiaan yang gemilang”.


“Ketahuilah bahwa dasar (pangkal) amar makruf dan nahi munkar adalah kemauan kalian menerima sabdaku sebagai sesuatu yang final, kemudian kamu mau menyampaikannya kepada orang-orang yang tidak hadir (di Ghadir Khum ini) dan kamu memerintahnya untuk menerima pesan ini dan melarang mereka menentangnya (mengingkarinya) karena sesungguhnya pesan ini dari Allah dan dari aku; sesungguhnya tidak ada amar makruf dan nahi munkar kecuali dengan bersamaan dengan (adanya) Imam yang maksum”.


iii-b). Tahdid

Tahdid adalah berita yang menyedihkan atau khabar ancaman. Dalam khutbah di Ghadir Khum ini Rasulullah mengalamatkan tahdid (ancaman) kepada mereka yang menolak, mengingkari, bersikap takabur tidak mau menerima pesan Rasulullah di Ghadir tentang keimamahan Ali as dan yang kemudian dilanjutkan oleh para Imam yang datang sesudahnya. Teks yang bermuatan tahdid antara lain;

“Ketahuilah bahwa malaikat Jibril memberitakan kepadaku dari Allah Swt mengenai kepemimpinan, “Siapa yang memusuhi Ali dan tidak mau menerima kepemimpinannya niscaya dia akan menerima laknatKu dan kemurkaanKu”.


“Sesungguhnya orang yang membenci Ali adalah orang yang celaka, dan yang mengakui kepemimpinan Ali adalah orang-orang yang takwa, dan yang mempercayai Ali adalah orang mukmin yang mukhlis”. "Ketahuilah bahwa musuh-musuh Ali adalah orang-orang yang celaka, munafiq, pelanggar batas, mereka adalah orang-orang yang melampaui batas dan menjadi teman syaitan yang saling mebisik-bisikkan kata-kata yang indah untuk menipu manusia”.


“Sesungguhnya dia (Ali) adalah Imam dari Allah (berasal dari perintah Allah); Allah tidak akan mengampuni orang-orang yang mengingkari kepemimpinannya dan Dia tidak akan mengampuninya sama sekali; inilah kepastian perbuatan Allah terhadap orang yang menentang perintahNya dalam masalah ini dan Dia akan mengazabnya dengan azab yang sangat berat, dahsyat dan selama-lamanya. Awas! janganlah kamu mengingkarinya karena perbuatan ini akan mengantarkanmu masuk neraka yang bara apinya dari manusia dan bebatuan yang disiapkan bagi orang-orang kafir”.


iv). Tentang bai’at
"Perhatikanlah pada penutup khutbahku ini aku menyeru kamu mengulurkan tangan kepadaku sebagai tanda bai’at padanya (Ali) dan pengakuan setia padanya dan sesudah aku nanti, kamu harus mengulurkan tangan kepadanya (sebagai tanda bait dan kesetiaan padanya).

“Maka aku diperintah mengambil bai’at dari kamu dan kesetiaanmu agar menerima apa-apa yang kubawa dari Allah Azza wa jalla berkenaan dengan masalah Ali selaku Amirul-mukminin dan demikian juga terhadap para Imam sesudahnya dari para keturunanku dan keturunannya dan salah satu di antara para Imam itu adalah al Mahdi sampai nanti Hari Kiamat yang memgemban (menunaikan) kepemimpinannya dengan benar”.


“Apa yang kalian katakan maka sesungguhnya Allah mengetahui setiap suara dan apa yang dirahasiakan (tidak diucapkan) oleh setiap diri; maka barangsiapa memperoleh hidayah, keberuntunganlah baginya, dan barangsiapa yang sesat maka kesesatannya itu akan menimpanya pula, dan barangsiapa yang mau berbai’at sesungguhnya ia berbai’at kepada Allah, kekuasaan Allah berada di atas kekuasaan mereka.

Bertakwalah kepada Allah dan bai’atlah kepada Ali, Amirul-mukminin dan kepada Hasan dan Husein dan kemudian berbai’at kepada para Imam simbol kalimatan thayyibatan baqiyatan di mana Allah akan menghancurkan siapa saja yang lari (dari bai’at) dan memberi rahmat kepada siapa yang memenuhinya”

“Mereka yang bersegera memenuhi bai’at kepadanya dan menjadikannya pembimbingnya dan menerimanya sebagai Amirul mukminin adalah orang-orang yang berbahagia dan akan berada di dalam surga yang penuh rasa kenikmatan”.


Teks khutbah tentang perintah bai’at kepada Ali dan para Imam sesudahnya ini, sudah tentu, berkait dengan status Ali dan para Imam sesudahnya serta peran mereka dalam membimbing umat dalam menempuh jalan yang haq dari Allah dan mengamalkannya serta dalam merealisasikan taqwa. Ide bai’at kepada Ali dan para Imam sesudahnya sebagaimana dalam isi khutbah Nabi Muhammad Saw tidak berkonotasi politis. Karena itu seandainya pun Ali dan para Imam sesudahnya tidak memegang kekuasaan politik setelah wafat Nabi Saw, keharusan memenuhi bai’at pada Ali dan para Imam sesudahnya tetap berlaku. Sebab, membai’at Ali dan para Imam sesudahnya tidak berarti membai’at mereka sebagai pemimpin negara dan pemegang kekuasaan politik, akan tetapi sebagai Wali, Maula, Khalifah, Amirul-mukminin, Imam yang membawa umatnya berjalan di atas jalan yang haq menuju Allah Swt, dalam meneguk air ma’rifat dan dalam menyelam ke dalam kedalaman samudera hakikat. Dalam konotasi makna inilah maka mereka yang memberikan bai’at kepada Ali dan para Imam sesudahnya tidak melakukan usaha memberontak kepada penguasa politik yang berlaku secara de facto dan de jure.

Allah Swt sendiri memilih dan mengangkat Muhammad Saw sebagai Nabi dan Rasul daripada sebagai Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan seperti banyak ditunjukkan dalam banyak ayat di dalam al-Quran. Memang tidak bisa dipungkiri bahwaa dalam kenyataan sejarah, Nabi Muhammad Saw juga sebagai pemimpin sebuah masyarakat Muslim yang berada dalam satu wilayah tertentu dan memiliki kedaulatan dan hak menentukan nasibnya. Nabi juga memimpin mereka bertahan menghadapi perlawanan musuh yang mengancam dan hendak menghancurkan mereka. Akan tetapi bukan fakta politik ini yang lebih ditekankan oleh al-Quran terhadap status Nabi Muhammad Saw melainkan pada ide pembawa risalah yang mengajak umat manusia mengikuti ketentuan-ketentuan Allah dalam melakukan hubungan kepada Allah maupun kepada sesama manusia dalam berbagai aspek; berekonomi, bernegara, berpemerintahan, bermasyarakat, menjalin kerja sama. Dalam dua demensi hubungan itu -vertikal dan horizontal - Nabi Muhammad Saw menekankan pada al-akhlak al-karimah sebagai sarana mengadakan hubungan.

Ketika dalam kenyataan sejarah Ali tidak memegang kekuasaan politik sepeninggal Rasulullah Muhammad Saw yang disebabkan oleh perpecahan dan pertentanagan sesuatu yang berbeda dengan masyarakat muslim yang masih utuh di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad Saw - ide yang menekankan keimamahan Ali tetap berlaku.
Ide keimamahan ini tidak diberlakukan untuk pemberontakan politik atau usaha-usaha sejenisnya terhadap pemerintahan yang dipegang oleh penguasa selain Ali dan anak keturunannya karena memang tekanan makna dari ide itu tidak diperuntukkan bagi kehidupan berpolitik melainkan dalam merealisasikan kualitas hubungan vertikal (ibadah kepada Allah) dan kualitas hubungan horisontal, sesama manusia. Nilai hubungan vertikal yang bisa mencapai kualitas ma’rifat billah dan hubungan horisontal sebagai buah dan implikasi dari hubungan vertikal tersebut diperlihatkan dalam wujud “al-akhlaq al-karimah al-mahmudah”, perilaku moral yang terpuji dan mulia, dan ini merupakan fondasi kepribadian diri.


PENUTUP


Pada dasarnya semua agama semestinya mengajarkan tujuan keberagamaan, menata kehidupan yang rahmatan lil-alamin, yaitu berusaha selalu mencari asal-usul bermulanya kehidupan, menuju ke satu-satunya jalan untuk pulang kembali dengan selamat sampai kepadaNya. Sehingga setiap tingkah dan lakunya selalu sadar bahwa semata-mata menjalankan kehendakNya. Hal demikian hanya dapat dilakukan jika berkeinginan mencari tuhan, karena tuhan tidak berkehendak menampakkan diri dimuka bumi ini, oleh sebab itu dipilih utusan yang dikehendakiNya, untuk mengajarkan manusia tentang kebaikan dalam kehidupannya didunia ini, dan membekali manusia dengan ilmu untuk mengenali diriNya agar dapat pulang kembali dengan selamat menuju rumah keabadianNya.

Ilmu Nubuwwah yang diajarkan oleh para Nabi dan Rasul hanya diberikan kepada hamba yang memang benar-benar mencari tuhannya, tidak menjadikan agama sebagai obyek untuk kepentingan-kepentingan duniawi semata, tetapi yang seharusnya adalah berupaya mensucikan diri, berjihadunnafsi, selalu merasa bergantung kepadaNya, selalu menghambakan diri, dan berusaha untuk hanya merasakan diriNya Ilahi (marifah billah, dan menafikan segala sesuatu) untuk dapat pulang kembali kepadaNya.

Pada jaman Rasulullah Muhammad saww, hanya sedikit sahabat (kurang lebih 200-an) yang diajarkan tentang ilmu nubuwwah (ilmu dhikr), dan merekalah sebenarnya yang disebut-sebut dalam sejarah sebagai ahlul baitnya nabi.
Sepeninggal beliau, hanya tinggal sedikit sahabat yang terpanggil hatinya untuk membela hak-hak Allah dan RasulNya. Kemudian mereka disebut dalam sejarah yang sengaja diputarbalikkan sebagai syiah Ali. Padahal Syiah bukan berarti golongan atau pengikut, syiah adalah asysyiatun, atau dimisalkan matahari, yang mencahaya dalam dada NabiNya dan para penerusnya. Disebut juga sebagai nubuwwah syamsiah, sedangkan pada murid disebut nubuwwah qomariah, yang hanya mencahaya dengan cahaya Ilahi jika berada dalam orbit kenabian, yaitu berbai’at kepada penerus hak-hak Allah dan RasulNya.

Besarnya permusuhan iblis dan bala tentaranya diantara manusia terhadap keberadaan penerus ilmu nubuwwah, telah menyebabkan ilmu ini disembunyikan tuhan, agar pada saatnya nanti dapat benar-benar menjadi hikmah untuk mewujudkan misi rahmatan lil-alamin.

Penerus risalah rasul, mulanya disebut sebagai Imam, karena dalam sejarah Islam para imam tersebut yang jumlahnya baru sampai 12 orang, hampir semuanya dibunuh, bahkan Al-Mahdi Al-Muntazar dikehendaki Allah untuk Murca fialamillahi ta’ala, maka imam-imam berikutnya bersembunyi (attakiah) atas petunjukNya, menyamar sebagai Syech atau Guru, bahkan Kyai, dan ilmu nubuwwahpun dibungkus dengan nama “tarikat”, sedangkan kajian-kajiannya disebut dengan “tasawuf”.

Akan tetapi diakhir jaman ini tibalah saatnya untuk mulai melepas satu-demi satu pakaian samaran, yang telah memasuki jaman mukmin dimana setiap manusia yang berkehendak bertemu tuhannya dimudahkan untuk meyakini kebenaran risalah rasulullah, dimudahkan untuk memahami ilmu marifat billah.

Saat ini ummat manusia sudah menyongsong datangnya jaman Al-Mahdi jaman akhir, jaman dimana kita mudah disadarkan bahwa ditengah-tengah kita hadir hamba yang dikehendakiNya meneruskan risalah RasulNya. Al-Mahdi Ar-Rashidin, penunjuk jalanNya yang bijaksana. Hanya hamba Allah yang ikhlas hendak bertemu dengan tuhannya, dan dapat menarik berbagai hikmah dalam sejarah ummat-ummat Nabi terdahulu, dan sejarah ummat Islam khususnya yang mendapat kemudahan ditarik dalam fadhal dan rahmatNya.

Telah datang waktunya Allah swt membangkitkan pemberi petunjuk kepada jalan kebenaran Al-Qaim Al-Mahdi. Bagi yang mengingkari-nya Allah sendiri yang akan membereskannya.

2 komentar:

  1. Apakah Anda mencari pinjaman pinjaman asli? Anda berada di tempat yang tepat untuk solusi pinjaman Anda di sini! Pemberi pinjaman pinjaman pribadi yang memberikan kesempatan hidup pinjaman. Apakah Anda memerlukan pinjaman konsolidasi atau hipotek? Tidak terlihat lagi karena kita di sini untuk membuat semua masalah keuangan Anda menjadi sesuatu dari masa lalu. Pinjaman kami kepada individu yang membutuhkan bantuan keuangan, yang memiliki kredit buruk atau membutuhkan uang untuk membayar tagihan, untuk berinvestasi dalam bisnis dengan tarif 2%. Saya ingin menggunakan media ini untuk memberi tahu Anda bahwa kami memberikan bantuan dan penerima yang andal dan bersedia menawarkan pinjaman. Jadi hubungi kami hari ini via email di:
    Silahkan hubungi kami melalui e-mail via patriciajames205@gmail.com. Jadi jika Anda ingin mendapatkan pinjaman dari perusahaan saya, Anda bisa menghubungi kami hari ini.
    Terima kasih

    Nyonya Patricia James

    BalasHapus
  2. We are Ireland based major/Direct providers of Fresh Cut BG, SBLC, POF, MTN, Bonds and CDs and this financial instruments are specifically for lease and sale.We are one of the leading Financial instrument providers with offices all over Europe.
    we always deliver on time and precision as Set forth in the agreement. You are at liberty to engage our leased facilities into trade programs, project financing, Credit line enhancement, Corporate Loans (Business Start-up Loans or Business Expansion Loans), Equipment Procurement Loans (Industrial Equipment, Air crafts, Ships, etc.) as well as other financial instruments issued from AAA Rated bank such as HSBC Bank Hong Kong, HSBC Bank London, Deutsche Bank AG Frankfurt, Barclays Bank , Standard Chartered Bank and others on lease at the lowest available rates depending on the face value of the instrument needed, Our Terms and Conditions are reasonable.
    DESCRIPTION OF INSTRUMENTS:
    1. Instrument: Bank Guarantee (BG)/SBLC (Appendix A)
    2. Total Face Value: 10M MIN to 50B MAX USD or Euro
    3. Issuing Bank: HSBC, Deutsche Bank Frankfurt, UBS or any Top 25 .
    4. Age: One Year, One Day
    5. Leasing Price: 4+ 1%
    6. Sale Price: 32+2%
    7. Delivery by SWIFT .
    8. Payment: MT103-23
    9. Hard Copy: Bonded Courier within 7 banking days.
    If you have need for Corporate loans, International project funding, etc. or if you have a client that requires funding for his project or business, We are also affiliated with lenders who specialize on funding against financial instruments, such as BG, SBLC, POF or MTN, we fund 100% of the face value of the financial instrument.
    Inquiries from agents/ brokers/ intermediaries are also welcomed; do get back to us if you are interested in any of our services and for quality service.
    Name : Abban Kangan
    E-mail : abbankangan@gmail.com
    Skype id :abbankangan@gmail.com

    BalasHapus